Antara Bob dan Si Pendek

KORAN JAKARTA, 25 Januari 2009

r_30886Tak semua berhasil berambut bob. Yang cocok saja bisa bosan. Tapi Sri Mulyani, Mari Elka Pangesta dan juga Aviliani tetap memotong pendek rambutnya.

Sebelum menentukan pilihan memotong pendek perlu pertimbangan mengenai tekstur rambut dan bentuk wajah. Model Bob hanya sesuai bagi yang berwajah mungil, oval atau tirus. Perempuan berpipi tembam, sebaiknya tak mencobanya.

Rambutnya kini bergaya bob dengan potongan yang lebih tinggi di bagian belakang dan poni samping. Lurus dan bervolume sehingga mudah dijadikan gaya bob. “Itu shaggy bob mohawk,” kata piñata rambut Firman Furqon, saat gadis remaja yang baru memakai jasanya akan meninggalkan salon yang terletak di Kawasan Gandaria.

Sejak menjadi tren awal 2007, masih ada saja yang meminati potongan rambut bob. Bob masa kini memang lebih variatif dan bergaya. Tidak seperti kemunculannya di awal abad ke-20. Pada dekade 60-an bob bahkan pernah menjadi tren di kalangan perempuan dan berlanjut menjadi tren di kalangan lelaki. Dulu, bentuknya tradisional, potongan rata, sama dari belakang sampai depan dan ditambah poni depan.

Bob terkini bermain pada potongan yang asimetrik, di bagian depan dengan potongan lebih panjang atau kiri lebih panjang dari kanan atau sebaliknya. Selain itu dimodifikasi pada gaya shaggy, layer, choppy dan bangs (poni). “Kalau dulu bob rata, sekarang lebih bertekstur, tinggal dikasi wax terus diacak-acak kesannya lebih natural,” kata Firman yang setiap harinya memotong rambut 30 sampai 40 orang.

Memasuki era 2000-an bob diterjemahkan dalam beragam gaya sehingga bisa mengakomodasi beragam jenis rambut pula. Dari yang lurus, berombak atau keriting. Memang biasanya, gaya bob lebih sesuai bagi mereka yang berambut lurus. Yang ingin mencoba, tapi tidak ditakdirkan berambut lurus, biasanya terlebih dahulu melakukan pelurusan rambut dengan smoothing atau rebonding. Tapi bukan tak mungkin.

Coco Chanel, desainer legendaris Prancis saja tetap mengusung gaya bob sekalipun rambutnya berombak. Kalau tak lurus, tinggal menambahkan mousse atau styling gel agar tak mengembang. Lalu bon seolah hilang setelah awal millennium baru itu, hingga Victoria Beckham memulainya kembali dengan potongan asimetrik dua tahun silam. Victoria memang trend setter. Gaya rambutnya langsung diikuti sederet selebritas. Merembet pula sampai ke Indonesia.

Di Indonesia para selebritas perempuan mencobanya, seperti Maia Estianty, Dian Sastrowardoyo, Bunga Citra Lestari, Sheila Marcia Joseph, Tamara Geraldine, Wulan Guritno, Titi Dj dan banyak lagi.

Tentu saja memutuskan rambut bergaya bob tidak mudah karena bisa jadi akan cepat bosan. Menurut Firman, biasanya mereka yang bosan akan meminta rambutnya dipotong pendek sekalian, gaya boy cut. Mirip gaya rambut Demi Moore dalam Ghost, gaya yang mewabah, 1991. Bahkan ada istilah KDM (Korban Demi Moore). Nurul Arifin dan Titik Puspa pada saat itu pernah KDM.

“Saat ini yang mulai naik potongan pendek , kalau bob mulai turun tapi masih ada,” kata Firman yang hari itu sudah menangani 10 orang yang meminta rambutnya dipotong pendek. Potongan rambut pendek biasanya diminta oleh orang yang sempat menjadi KVB (Korban Victoria Becham) dan sudah merasa jenuh. Memang ada pilihan hair extension, tapi temporer, bertahan maksimal setahun.

Rambut pendek masa kini juga mengalami evolusi. Kesan choppy pada rambut pendek memberi kesan segar. Potongan poni diaplikasikan bisa ke samping atau poni oval ke depan. Keira Knightly, Rihanna, dan Meg Ryan tampil dengan potongan ini. Kalau dalam negeri, ada Nirina, Andara Early dan Mariana Renata.

Rambut pendek juga lebih bersahabat di kala bad hair day –ketika rambut dirasa jelek meski sudah diatur atau malas mengatur. Hanya dengan sisir dan bantuan foam atau gel, kesan bad hair day tak lagi kelihatan.

Sportif tapi Feminin
Tidak semua mode rambut cocok untuk setiap orang. Sebelum menentukan pilihan biasanya perlu pertimbangan mengenai tekstur rambut dan bentuk wajah. Bob sesuai bagi yang berwajah mungil, oval atau tirus. Kalau untuk perempuan berpipi tembam, maka potongan bob diaplikasikan di bawah dagu sehingga menutupi rahang.

Potongan rambut pendek menimbulkan kesan perempuan mandiri, sportif. Tapi bisa tetap terlihat feminim. “Mereka nggak punya banyak waktu untuk rambut tapi tetap ingin tampil modis. Kalau pendek, dikeringkan handuk, tinggal dikasih wax atau gel, udah jalan. Tinggal make up aja,” kata penata rambut yang pernah menangani rambut Cornelia Agatha, Luna Maya, Agus Ringgo, dan Tora Sudiro itu.

Dengan rambut pendek tak perlu sibuk ngeblow setiap hari saat akan ke kantor, rapat, pertemuan atau kuliah. “Seperti orang Jepang dan Eropa nggak suka ngeblow karena mahal dan makan waktu,” tambah Firman. Tak hanya waktu, dari segi perawatan, rambut pendek lebih mudah. Ke salon untuk merapikan cukup dua bulan sekali. Sementara rambut panjang harus lebih ekstra dalam perawatannya.

Potongan rambut pendek bisa cocok untuk segala usia. Tak hanya gadis remaja, bagi wanita dewasa yang ingin tampil fresh juga bisa memilih potongan pendek. Lihat saja dua penjaga gawang ekonomi di di kabinet Indonesia Bersatu, Sri Mulyani dan Mari Elka Pangestu. Menteri perempuan bersanggul dan berkebaya tinggal pemandangan masa lalu. Rambut Sri Mulyani bertekstur tak terlalu lurus. Menurut Firman, Sri Mulyani berhasil mengantisipasi potongan rambutnya sehingga terkesan cukup formal.

“Tapi dengan kondisi rambut seperti itu Sri Mulyani mau nggak mau pasti sering ngeblow. Untuk mengurangi kerepotan blow, mungkin bisa di-smoothing di beberapa bagian sehingga lebih tahan,” kata Firman.

Untuk rambut ala Sri Mulyani, jika digayakan di bagian poni, akan berpengaruh besar pada tampilan. Saat rambut pendek, maka poni akan terlihat lebih menonjol. “Kalau Mari Pangestu potongan rambutnya bagus dan fresh, cocok untuk usianya yang memang tak perlu terlalu tipis,” komentar Firman.

Pengamat ekonomi Aviliani, yang juga komisaris independen Bank Rakyat Indonesia juga memilih potongan pendek. Sebulan lalu dia baru memotong rambutnya di salon Firman. “Teman-teman saya bilang saya lebih cocok rambut pendek. Waktu ke salon katanya potongan begini sedang tren. Ya udah ikut saja,” kata Aviliani.

Rambut Aviliani berpotongan short prom dengan poni samping. Meski tak perlu perawatan intens, Aviliani ingin rambutnya selalu tampak sempurna. Sehingga tak pernah absen tiap bulan ke salon. Rambut potongan pendek menolong Aviliani menghemat waktu di tengah kesibukan. Cukup ditambah riasan make up selama 20 menit di mobil, Aviliani siap bekerja atau tampil dalam seminar. N ezra sihite


  1. aal

    art tulismu semakin aduhai bung. salut. tks

  2. zacky khairul umam

    tulisan teman-teman di Koran Jakarta… bung. 🙂




Tinggalkan Balasan ke aal Batalkan balasan